TANDA KEBAIKAN ISLAM SESEORANG

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

“Termasuk dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.”

(H.R.Tirmidzi dan yang lainnya)

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan dalam kitab Al Arba’in bahwa hadits ini derajatnya hasan. Syaikh Salim Al Hilali menyatakan dalam buku “Shahih Al Adzkar wa Dhaifuhu” hadits ini shahih lighairihi…  Kesimpulannya hadits ini benar adanya dari Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam.

Imam Ibnu Rajab rahimahullah (wafat tahun 795 H) mengatakan:

“Hadits ini merupakan fondasi yang sangat agung dari fondasi-fondasi adab”.

Beliau juga menyatakan pula tentang pengertian hadits ini:

“Sesungguhnya barangsiapa yang baik keislamannya, pasti ia meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak penting baginya, ucapan dan perbuatan dia terbatas dalam hal yang penting baginya.” (Jami’ul Ulum wal Hikam)

Standar penting di sini bukan menurut rasa atau rasio kita yang tidak lepas dari pengaruh hawa nafsu, akan tetapi berdasarkan tuntunan syari’at Islam.

Termasuk meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak penting adalah meninggalkan hal-hal yang haram, atau yang masih samar, atau sesuatu yang makruh, bahkan berlebihan dalam perkara-perkara yang mubah sekalipun apabila tidak dibutuhkan, termasuk kategori hal-hal yang tidak penting.Lanjutkan membaca “TANDA KEBAIKAN ISLAM SESEORANG”

KIAT-KIAT MENGHIDUPKAN BULAN RAMADHAN

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengistimewakan bulan Ramadhan dari bulan-bulan lainnya dengan berbagai keutamaan. Maka sepatutnya kita menyambutnya dengan taubat nasuha dan tekad meraih kebaikan sebanyak-banyaknya di bulan suci ini. Berikut kiat-kiatnya:Lanjutkan membaca “KIAT-KIAT MENGHIDUPKAN BULAN RAMADHAN”

Kisah Nyata, Kesaksian Abdullah Bani’mah (2)

18. Membersihkan Hati dari Cinta Dunia (2)

Hendaklah kita mengeluarkan dunia dari hati kita, jangan sampai kita diperbudak oleh dunia. Hendaknya akhirat lebih kita utamakan dari dunia. Caranya dengan dua jalan.

Pertama: Memohon bantuan dan pertolongan kepada Allah.Lanjutkan membaca “Kisah Nyata, Kesaksian Abdullah Bani’mah (2)”

Kisah Nyata, Kesaksian Abdullah Bani’mah (1)

18. Membersihkan Hati dari Cinta Dunia (1)

Dalam hidup ini, manusia bisa menjadi penyeru kepada kebaikan dan hidayah atau menjadi penyeru kepada keburukan dan kesesatan. Manusia bisa menjadi orang yang diseru kepada kebaikan dan hidayah atau diseru kepada keburukan dan kesesatan.

Pilihlah, Anda di posisi yang mana?

Semoga Allah memuliakan kita dengan mengaruniakan kepada kita sahabat-sahabat yang saleh yang mengingatkan kita kepada Allah agar hati kita menjadi suci.

Sungguh hati kita ini telah dipenuhi dengan kotoran dunia.

Kalau kita tidak berusaha untuk menyelamatkan hati kita dari kotoran dunia, maka kita akan binasa. Hendaklah kita koreksi diri kita sendiri, apakah pemikiran kita adalah pemikiran akhirat atau dunia?

Hendaklah kita koreksi diri kita sendiri, apakah aktivitas kita sehari-hari penuh dengan dzikir kepada Allah dan menjadikan setiap aktivitas kita sebagai sarana untuk ibadah sesuai dengan keridhaan Allah? Ataukah ibadah kita sehari-hari terbatas pada shalat lima waktu saja? Artinya aktivitas-aktivitas kita di luar shalat banyak yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam?

Apakah aktivitas-aktivitas kita di luar shalat untuk kepentingan akhirat,  atau untuk kepentingan dunia?

Apakah kita termasuk orang yang tamak terhadap dunia, berusaha untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan halal atau haram?

Apakah kita termasuk orang yang berambisi untuk mencapai kedudukan dan jabatan meskipun harus menzalimi orang lain dan menghalalkan segala cara?

Apakah kita termasuk orang yang berambisi mencari pengaruh dan pengikut meskipun harus berdusta, memfitnah orang lain dan memprovokasi masyarakat?

Apakah kita termasuk orang yang berambisi untuk menggapai dunia meskipun harus berbuat kesyirikan, kekufuran, kemunafikan dan kebid’ahan?

Apakah kita termasuk orang yang mencari kepuasan dunia meskipun harus berbuat dosa besar seperti membunuh, berzina, berjudi, berbuat riba dan dosa-dosa lainnya?Lanjutkan membaca “Kisah Nyata, Kesaksian Abdullah Bani’mah (1)”

Pengantar Buku: “SAAT HIDAYAH MENYAPA”

Ini adalah kisah luar biasa ! Musibah yang sangat besar menjadi awal jalan sukses !

Setiap orang akan mendapat ujian dalam kehidupannya. Suatu ketika manusia diuji dengan harta melimpah dan kenikmatan dunia yang sangat menggiurkan. Mereka pada umumnya cenderung lupa diri dan lupa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebaliknya, ketika manusia diuji dengan musibah, pada umumnya hatinya mudah tergerak untuk memohon pertolongan Allah, kembali ke jalan Allah. Walau begitu tidak sedikit manusia karena sangat kuat keinginannya untuk melepaskan diri dari musibah, apalagi bila musibah itu sangat berat, tidak sabar menderita, lalu mengambil jalan pintas dengan cara meminta pertolongan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan masuklah mereka  ke dunia syirik atau melepaskan akidah Islamnya.

Musibah adalah kasih sayang Allah, agar manusia tidak terus terjerumus ke jalan yang sesat, agar ingat kepada-Nya dan kembali ke jalan-Nya, agar memperoleh kebahagiaan sejati dunia sampai ke akhirat.

Buku di tangan Anda ini  diangkat dari sebuah kisah nyata yang sangat menarik dan menyentuh hati. Seorang pemuda yang  mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya. Di usia muda suka berkumpul dengan teman-temannya yang memilih pergaulan bebas. Untuk itu sampai hati dia berbohong kepada ayahnya dengan sumpah palsu. Suatu ketika Allah Swt datangkan musibah berupa kecelakaan yang sangat tragis, patah lehernya sehingga menderita lumpuh total.Lanjutkan membaca “Pengantar Buku: “SAAT HIDAYAH MENYAPA””